LAPORAN MINI
RISET
MAJELIS TAFSIR
AL-QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M. Si
Disusun oleh :
Intan Khumairoh (133911039)
Nurul Hidayah (133911054)
Nurul Asiati (133911056)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Pasca reformasi tahun 1998, perkembangan di Indonesia ditandai
dengan menguatnya religiusitas umat islam seperti munculnya aktor gerakan islam
baru. Gerakan islam baru ini berbeda dengan gerakan-gerakan islam lama seperti
Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. Gerakan islam baru ini tentunya memiliki
cara berpikir dan strategi yang berbeda dengan gerakan sebelumnya. Salah satu
gerakan islam baru yang muncul adalah Majelis Tafsir al-Qur’an (MTA) yang lahir
di Surakarta. Surakarta merupakan pusat berkembangnya organisasi
yang notabene Radikal. Majelis Tafsir al-Qur’an adalah organisasi pemurnian
dengan jalan mengembalikan segala sesuatu dengan berdasarkan al-Qur’an dan
sunnah.
Majelis Tafsir al-Qur’an merupakan salah satu organisasi islam yang
berkembang dengan cukup pesat. Bahkan MTA telah memiliki website khusus MTA,
radio MTA 107. 9 FM, dan majalah al-Mar’ah. Selain itu Majelis Tafsir al-Quran
rutin mengadakan pengajian untuk mengkaji al-Qur’an sesuai dengan pemahaman
ustad yang memimpin pengajian mereka. Maka tidak heran bila dari tahun ke tahun
pengikut MTA semakin bertambah. Namun beberapa masyarakat banyak berpendapat
bahwa Majelis Tafsir al-Qur’an adalah organisasi-organisasi keras dan
bertentangan. Mulai dari membidahkan tahlilan dan yasinan.
Terlepas dari anggapan bahwa Majelis Tafsir al-Qur’an itu radikal
atau sesat, dalam mini riset tentang Majelis Tafsir al-Qur’an kami menggunakan
metode penelitian Field Research atau penelitian lapangan. Metode
penelitian Field Research adalah salah satu metode
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara langsung ke lapangan dengan
mempergunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Jadi dengan terjun secara langsung di lapangan kami berharap akan
mendapatkan informasi lebih jauh tentang Majelis Tafsir al-Qur’an tanpa maksud
menghakimi bahwa organisasi itu salah, radikal, apalagi sesat.
II.
LANDASAN TEORI
Tujuan
pendirian MTA, yaitu untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur'an, kegiatan
utama di MTA berupa pengkajian Al-Qur’an. Pengkajian Al-Qur’an ini dilakukan
dalam berbagai pengajian yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengjian
khusus dan pengajian umum. Pengajian khusus adalah pengajian yang
siswa-siswanya (juga disebut dengan istilah peserta) terdaftar dan setiap masuk
diabsen. Pengajian khusus ini diselenggarakan seminggu sekali, baik di pusat
maupun di perwakilan-perwakilan dan cabang-cabang, dengan guru pengajar yang
dikirim dari pusat atau yang disetujui oleh pusat.
Proses belajar
mengajar dilakukan dengan tanya jawab, sehingga pokok bahasan dapat berkembang
ke berbagai hal yang dipandang perlu. Dari sinilah, kajian tafsir Al-Qur’an dapat
berkembang ke kajian aqidah, syareat, akhlak, tarikh, dan kajian
masalah-masalah aktual sehari-hari. Dengan demikian, meskipun materi pokok
dalam pengajian khusus ini adalah tafsir Al-Qur’an, tidak berarti cabang-cabang
ilmu agama yang lain tidak disinggung. Bahkan, sering kali kajian tafsir hanya
disajikan sekali dalam satu bulan dan apabila dipandang perlu kajian tafsir
untuk sementara dapat diganti dengan kajian-kajian masalah-masalah lain yang
mendesak untuk segera diketahui oleh siswa.
Dari itu semua
dapat dilihat bahwa yang dilakukan di MTA bukanlah menafsirkan Al-Qur’an,
melainkan mengkaji kitab-kitab tafsir yang ada dalam rangka pemahaman Al-Qur’an
agar dapat dihayati dan selanjutnya diamalkan.
Dalam menjalani kesehariannya, MTA melandasi segalanya pada
alqur’an dan sunnah. Di samping itu, mereka juga mempunyai buku panduan yang
menjadi pegangan mereka sendiri. Beberapa isi buku panduan mereka tentang
thaharah sebagai berikut :
- Menyentuh perempuan tidak membatalkan wudhu
- Menyentuh kemaluan tidak batal wudhunya
- Bersentuhan pria tidak membatalkan wudhu
- Berwudhu setelah makan makanan yang berapi
- Orang yang berhadats boleh membaca/ menyentuh alqur’an
- Wanita haid atau nifas boleh membaca alqur’an
- Suami boleh menyetubuhi istrinya dalam keadaan istihadhoh
III.
KONDISI LAPANGAN
MTA atau Majelis Tafsir Alqur'an solo, adalah sebuah yayasan dakwah
islam di surakarta yang mengambil al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammaad saw.
sebagai dasar ajaranya.
Pendiri MTA solo Dipelopori oleh seorang ustadz bernama Abdulloh Tufail.
Ketika itu beliau melihat masyarakat di skitar kota solo ini beragama islam,
namun dalam beribadah sungguh memprihatinkan, kebanyakan dari mereka beribadah
tanpa dasar ajaran islam. Sehingga bid'ah, khurofat, tahayul,kemusrikan, di
kerjakan kebanyakan warga, seperti upacara peringatan kematian manusia 3-7
hari, nyatus, dan nyewu, tingkepan, sepasaran bayi, nyadran, padusan, adalah
contoh-contoh bid'ah. Sehingga dalam beribadah mereka tampak semrawut karena
meraka beribadah tapi belum tahu dasarnya.
Kini Majelis Tafsir al-Quran telah memiliki banyak cabang termasuk
di semarang. Salah satu rumah binaan Majelis tafsir al-Qur’an semarang berada
di rumah bapak Bambang Aswami, Segaran baru no.1 Rt. 04/ XI kelurahan
Purwoyoso, Ngalian, Semarang. Adapun susunan pengurus organisasi MTA cabang
Ngalian semarang ini adalah:
Ketua : Bambang Asmawi
Bendahara
: Heri
Pembimbing
: Adi Prayitno
VISI : mengajak umat Islam
kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
IV.
ANALISA LAPANGAN
MTA sudah
berkembang di berbagai cabang di Semarang, salah satunya di cabang Ngalian
tepatnya Segaran baru no. 1,
Rt/Rw. 4/11 Purwoyoso, Ngaliyan, Semarang di rumah Bapak Bambang
Suratman. MTA berdakwah melalui radio, TV MTA, dan pengajian-pengajian di Majlisnya
sendiri. Anggotanya harus mengaji dengan istiqomah, sehingga akan memahami MTA
dengan sempurna. Dalam kegiatan pengajiannya, terdapat kelompok-kelompok
seperti kelompok belajar, dan setiap kegiatan ada absennya. Pengajian
dilaksanakan ketika hari sabtu sore pukul 15:30 WIB dan ada ustadznya untuk menjelaskan
tentang isi Al-Qur’an, yang dibahas dalam pengajian adalah tentang makna-makna
dalam Al-Qur’an, sehingga anggotanya harus membawa Al-Qur’an terjemah ketika
pengajian.
Orang yang bertaqwa
harus taat kepada Allah, Rasul dan pemimpinnya, sehingga pemikiran MTA berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadits, Al-Qur’an bersumber pada Allah dan Hadits bersumber pada
Rasul Allah. Karena Rasul hanya meninggalkan dua komponen, yaitu Al-Qur’an dan
Hadits, sehingga segala sesuatu yang keluar dar Al-Qur’an dan hadits termasuk
perbuatan yang tidak diperbolehkan.Beberapa perilaku peribadahan MTA adalah
sebagai berikut.
1.
MTA tidak menafsirkan Al-Qur’an, mereka hanya memahami Al-Qur’an
yang sudah diterjemahkan oleh DEPAG
2.
Dalam memahami perbedaan dengan yang lain, MTA menyikapinya dengan
tenang dan menurut keyakinan masing-masing.
3.
Membaca dan memegang Al-Qur’an bagi orang yang mempunyai hadats
kecil atau besar itu diperbolehkan, dan Al-Qur’an juga boleh diletakan di
bawah. Mereka berpendapat seperti itu karena Al-Qur’an adalah buatan manusia
dan yang suci itu bukan Al-Qur’annya tetapi jiwa seorang itu harus suci.
4.
Orang yang sudah berwudlu dan bersentuhan sama suaminya juga tidak
batal, karena menurut mereka, dulu Nabi mencium istrinya ketika shalat dan
mereka berpendapat jika orang yang sudah berwudlu dan bersentuhan dengan
istrinya batal, berarti orang itu menganggap istrinya najis.
5.
Berkat yang diperoleh ketika tasyakuran, jika terdapat daging ayam
maka daging tersebut haram karena belum diketahui siapa yang menyembelihnya dan
belum tentu orang yang menyembelih itu melakukan shalat.
6.
Daging Dhab atau biawak halal karena Nabi diam saja ketika ada yang
memakan daging tersebut.
7.
MTA tidak berhak menghalalkan atau mengharamkan daging anjing, yang
berhak hanyalah Allah tetapi MTA tidak pernah memakannya.
8.
MTA tidak pernah mengadakan tahlil dan ziaroh, karena kewajiban
orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal hanya ada 4, yaitu
memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan, tetapi bagi orang yang
tidak pernah shalat, tidak usah dishalati. Menurut mereka tahlil dan ziaroh
hanya sebuah ritual, bukan ibadah.
9.
Ketika berdakwah, MTA tidak pernah memungut biaya bagi anggotanya,
karena dalam berdakwah harus menginfakkan hartanya di jalan Allah
10.
Dalam shalat subuh tidak disertakan do’a qunut, karena Rasulullah
membaca do’a qunut ketika perang badar dan diperuntukkan untuk orang yang mati
syahid ketika peperangan.
V. KESIMPULAN
MTA (Majelis Tafsir Al-Qur’an) adalah suatu majelis yang bersumber
pada Al-Qur’an dan Hadits. Mereka tidak membenarkan suatu ibadah, ritual, dan
ketentuan agama yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Tim Keilmuan MTA,
thaharah, hlm. 2012
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.
BIODATA MAHASISWA
Nama : Nurul Hidayah
NIM : 133911054
Jurusan :
PGMI
TTL : Brebes, 15 Juli 1995
Pendidikan
MI : MI Wihdatusysyuban 01 Lamaran Brebes
SMP : MTs. Assalafiyah
Sitanggal Brebes
SMA : MAN Babakan Tegal
S1 :
UIN Walisongo Semarang
Alamat : RT
009 RW 008 Dk. Lamaran Ds. Sitanggal Kec. Larangan Kab. Brebes
No.
HP :
085786933632
Facebook :
Nurul Hidayah
Twitter : @hidayah9429
Blog : hidayahnh221.blogspot.com
e-mail : hidayahnh221@gmail.com
Nama : Nurul Asiati
NIM : 133911056
Jurusan :
PGMI
TTL : Tegal, 26 Juni 1995
Pendidikan
MI : SDN Lebaksiu Kidul 01
SMP : SMP N 01 Lebaksiu
SMA : MA Al Hikmah 02 Benda
Brebes
S1 :
UIN Walisongo Semarang
Alamat : Jln Kauman 2 no. 9 Lebaksiu
Tegal
No.
HP :
089607866784
Facebook :
Nurul Asiiaty
e-mail :
nurulasy056@gmail.com
twitter : @nurulassiaty
Nama : Intan Khumairoh
NIM : 133911039
Jurusan :
PGMI
TTL : Kudus, 31 Oktober 1995
Pendidikan
MI : MI NU Nurul Huda Kudus
SMP : MTs. NU Nurul Huda Kudus
SMA : MAN 02 Kudus
S1 : UIN Walisongo Semarang
Alamat : Kacu Banget RT 007 RW 004
Kaliwungu Kudus
No.
HP :
089678366710
Facebook :
Intan Khumairoh
e-mail : intankhumairoh95@gmail.com
twitter : @Breeze_Intan
B.
FOTO LAPANGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar